Kedungboto - Nyadran Simbah Kyai Gendung di Dusun Watulawang

Nyadran Simbah Kyai Gendung di Dusun Watulawang

Menurut cerita turun-temurun, Dusun Watulawang bermula dari tepian sungai Kali Putih. Adalah seorang utusan dari kerajaan masa dulu, diperintahkan untuk menyusun kekuatan di wilayah ini. Di tepian sungai banyak terdapat batu-batu yang sangat besar. Beliau membuat prasasti yang berbentuk seperti pintu. Namun, utusan tersebut selalu terganggu karena aliran sungai yang ganas. Karena merasa gagal, beliau pun meninggalkan tempat tersebut.

Tak berapa lama datanglah seorang sakti yang berjuluk Simbah Kyai Wiro Tenoyo. Beliau membuat perkampungan di tepian sungai Kali Putih. Kyai Wiro Tenoyo dengan kesaktiannya berhasil menjinakkan keganasan aliran sungai. Oleh karena kesaktiannya itu, Simbah Kyai Wiro Tenoyo diberi julukan Simbah Kyai Gendung. Tatkala Simbah Kyai Wiro Tenoyo melihat prasasti batu berbentuk pintu yang ditinggalkan oleh utusan kerajaan sebelumnya, Simbah Kyai Wiro Tenoyo pun berujar, "Kelak tempat ini akan disebut sebagai Watulawang".

Pada kisah lain dituturkan bahwa pernah ada orang jahat yang hendak merampok rumah Simbah Kyai Wiro Tenoyo, namun perampok tersebut tidak berhasil malah tertidur atau "kesirep" saat berada di rumah Simbah Kyai Wiro Tenoyo. Karena tidak berhasil melakukan niat jahat atau dalam bahasa Jawa disebut "ora kodal", Simbah Kyai Wiro Tenoyo mendapat julukan baru yakni Simbah Kyai Kodal.

Hari ini, Jum'at Kliwon 10 Maret 2023, warga Dusun Watulawang menyelenggarakan Tradisi Nyadran sebagai ungkapan syukur atas jasa-jasa para pepunden atau leluhur yang telah bubak yasa dusun sehingga berkembang sampai saat ini. Sadranan dimulai dengan tahlilan yang dipimpin oleh Bapa Kyai Martono dan doa bersama di makam Simbah Kyai Wiro Tenoyo atau dikenal pula sebagai Simbah Kyai Gendung atau Simbah Kyai Kodal. Tak lupa. warga masyarakat juga berziarah di makam keluarganya masing-masing yang berada di pemakaman umum yang berdekatan dengan makam Simbah Kyai Gendung.

Selanjutnya warga bersama-sama makan hidangan makanan yang dibawa dari rumah masing-masing. Mereka bergembira, saling bertukar makanan dengan penuh rasa kekeluargaan, sebagai ungkapan syukur bahwa atas jasa para pepunden Dusun Watulawang yang telah bubak yasa dusun, warga turun temurun dikaruniai gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo.

Kontributor:
Wiwik Nuryani, Kepala Dusun Watulawang


Dipost : 10 Maret 2023 | Dilihat : 366

Share :