Malam selikuran merupakan tradisi unik yang digelar dalam rangka menyambut datangnya lailatul qadar. Bagi umat Islam, lailatul qadar adalah momen yang dinantikan saat berpuasa karena disebut lebih mulia dari seribu bulan. Malam lailatul qadar ini jatuh pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Di Dusun Semanding, Desa Kedungboto, masyarakat masih nguri-uri tradisi malam selikuran di bulan Ramadhan. Kegiatan nguri-uri tradisi ini dilakukan dengan kenduri tumpeng yang diselenggarakan bakda maghrib pada hari ke-20 atau malam ke-21 bulan Ramadhan bertepatan dengan Selasa, 11 April 2023 bertempat di Masjid Baiturrochim.
Adapun tumpeng yang digunakan dalam kenduri ini disiapkan oleh masyarakat. Tidak semua tumpeng dimakan dan dihabiskan pada saat kenduri. Beberapa tumpeng beserta lauk pauk dari perangkat dan warga disisihkan untuk nanti dimakan sebagai jaburan setelah shalat tarawih.
Kenduri Selikuran Ramadhan ini juga menjadi pertanda bahwa Ramadhan telah memasuki 10 hari terakhir di bulan Ramadhan. Umat Muslim meyakini bahwa pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan akan datang malam lailatul qadar dimana pada malam tersebut amal kebaikan dan ibadah yang dilakukan oleh umat Muslim bernilai pahala berlipat ganda sama dengan amal kebaikan dan ibadah yang dilakukan selama seribu bulan. Oleh sebab itu, malam lailatul qadar sering disebut pula sebagai malam seribu bulan.
Namun, datangnya malam lailatul qadar adalah rahasia Allah SWT. Tidak seorang manusia pun yang mengetahui dengan pasti kapan datangnya malam lailatul qadar. Oleh karena itu, umat Muslim sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal kebaikan dan ibadah di 10 hari terakhir di bulan Ramadhan terutama pada malam-malam ganjil.
Kontributor:
Adam, warga Dusun Semanding
Dipost : 11 April 2023 | Dilihat : 974
Share :