Kedungboto - Malam Selikuran di Masjid Al Amin Dusun Jingkol

Malam Selikuran di Masjid Al Amin Dusun Jingkol

10 hari terakhir di bulan Ramadhan merupakan fase terakhir dalam ibadah tahunan umat Islam ini. Dalam ajaran Islam, ketika memasuki malam-malam hitungan ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan diyakini akan datang malam lailatul qadar yang sering disebut malam seribu bulan. Penyebutan ini tak lain dan tak bukan karena pada malam lailatul qadar, semua amal kebaikan dan ibadah akan dicatat pahalanya berlipat ganda sebagaimana amalan yang dilaksanakan selama seribu bulan.

Bagi masyarakat Muslim Nusantara, ajaran ini kemudian beradaptasi dengan budaya lokal. Di Jawa, malam ini kemudian disebut malem selikuran (malam ke-21).

Tradisi malam selikuran (21 Ramadhan) adalah tradisi budaya sekaligus religius (agama) yang syarat dengan makna. Pada umunya masyarakat Jawa memperingati malam selikuran dengan berbagai ragam tradisi. Demikian pula dengan warga Dusun Jingkol, Desa Kedungboto.

Pada Selasa, 11 April 2023, bakda maghrib, masyarakat Dusun Jingkol beramai-ramai berkumpul di Masjid Al Amin untuk memperingati malam selikuran. Kegiatan ini diisi dengan selamatan dimana beraneka makanan dibawa dari rumah masing-masing untuk dinikmati bersama di masjid setelah adzan maghrib tiba.

Dipimpin oleh Ustadz Nur Sholeh, masyarakat berdoa bersama di malam selikuran ini, pertama; sebagai perwujudan syukur bahwa 20 hari berpuasa telah dilewati dengan baik. Berbagai kendala dan cobaan yang menimpa Desa Kedungboto antara lain adanya banjir bandang dan longsor tidak menggoyahkan iman dan ketakwaan. Yang kedua; malam selikuran ini sebagai pertanda bahwa di 10 hari terakhir di bulan Ramadhan umat Muslim harus meningkatkan amal ibadah agar bisa mendapatkan lailatul qadar.

Kontributor:
Tumari, warga Dusun Jingkol

 

 


Dipost : 12 April 2023 | Dilihat : 567

Share :