Kedungboto - Tradisi Punggahan di Dusun Watulawang

Tradisi Punggahan di Dusun Watulawang

Punggahan berasal dari kata munggah (bahasa Jawa) yang berarti naik. Maksudnya bahwa, masuknya bulan Ramadhan perlu disambut dengan iman yang harus lebih ditingkatkan lagi. Punggahan ini bertujuan untuk mengingatkan para umat muslim bahwa Ramadhan akan segera tiba. Biasanya, punggahan diadakan di masjid atau mushola dengan diikuti olwh warga sekitar dan melakukan pembacaan tahlil dan doa.

Kekhasan kegiatan punggahan sangat mudah diketahui dari hidangan wajib yang disediakan di setiap acara punggahan yaitu apem, pasung, gedang (pisang) dan ketan. Namun, hidangan-hidangan lain pun tetap disediakan.

Sejatinya, tradisi punggahan ini tidak berdiri sendiri namun menyatu dengan proses posonan di bulan Ramadhan dan selanjutnya akan ditutup dengan pudunan di akhir bulan Ramadhan. Namun, di banyak tempat tradisi pudunan seringkali terabaikan karena banyak orang disibukkan oleh menyambut lebaran.

Di Dusun Watulawang, tradisi punggahan masih dilestarikan. Seperti halnya pada Minggu malam, 19 Maret 2023, warga RT 02 dan 03 Dusun Watulawang menyelenggarakan Punggahan di Masjid Al Hidayah. Selain pembacaan tahlil, masyarakat yang melakukan punggahan juga berdoa agar diberi kelancaran dalam menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan antara lain sholat tarawih, tadarus, iktikaf, memperbanyak bersedekah, dan memperbanyak ibadah-ibadah lain agar mendapatkan keutamaan-keutamaan bulan Ramadhan.

Kontributor:
Sudiyono, Kaur Umum Desa Kedungboto


Dipost : 20 Maret 2023 | Dilihat : 1455

Share :