Tahlilan adalah kegiatan keagamaan yang sering dilakukan di pedesaan, terutama di Indonesia. Kegiatan ini biasanya dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan pengenangan terhadap orang yang telah meninggal dunia. Ada yang melakukan setiap malam Jum'at, ada yang melakukan selapan sekali, ada pula yang melakukannya pada saat ada kegiatan rutin lainnya misal pada kegiatan sadranan, dan lain-lain.
Di Dusun Watulawang, Desa Kedungboto, warga rutin melakukan tahlilan bersama setiap hari Kamis malam Jum'at. Pada Kamis, 4 Mei 2023, dipimpin oleh Ustadz Tentrem yang juga imam Masjid Al Hidayah, warga Dusun Watulawang menyelenggarakan tahlilan rutin di Ketua RT 02/07 Dusun Watulawang.
Berikut adalah beberapa informasi mengenai tahlilan di pedesaan:
Tujuan Tahlilan
Tahlilan dilakukan untuk mengenang dan memperingati orang yang telah meninggal dunia. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengajarkan nilai-nilai agama kepada masyarakat, terutama dalam hal kepatuhan pada Tuhan dan penghormatan terhadap sesama.
Waktu Pelaksanaan
Tahlilan biasanya dilakukan pada malam hari, setelah shalat maghrib atau isya. Kegiatan ini dilakukan di rumah-rumah warga atau di mushola/masjid desa.
Pelaksanaan
Kegiatan tahlilan biasanya dimulai dengan membaca surat Yasin dan doa-doa lainnya. Kemudian, masyarakat yang hadir akan diberi makanan ringan dan minuman. Kegiatan ini juga bisa diikuti dengan ceramah agama atau tausiah.
Kontroversi
Meski tahlilan merupakan kegiatan keagamaan yang dilakukan secara rutin di pedesaan, namun ada juga kontroversi mengenai kegiatan ini. Beberapa kelompok menganggap tahlilan sebagai bid'ah atau kegiatan yang tidak diakui dalam agama Islam. Namun, di sisi lain, banyak juga yang masih melakukan kegiatan ini sebagai bagian dari tradisi dan budaya setempat.
Demikianlah beberapa informasi mengenai tahlilan di pedesaan.
Kontributor:
Sudiyono, Kaur Umum Desa Kedungboto
Dipost : 05 Mei 2023 | Dilihat : 1386
Share :