Kedungboto - Kebun Alpukat Pak Ustadz

Kebun Alpukat Pak Ustadz

Alpukat adalah buah tropis. Buah ini memiliki kulit yang kasar dan keras dengan daging buah yang lunak berwarna hijau kekuningan serta memiliki biji yang besar di bagian tengahnya. Buah Alpukat memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, seperti lemak sehat, serat, kalium, vitamin E, vitamin C, dan vitamin B6. Kandungan lemak sehat dalam Alpukat terutama adalah asam lemak tak jenuh tunggal, yang dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung dan menurunkan kadar kolesterol. Buah Alpukat dapat dikonsumsi langsung atau diolah menjadi berbagai makanan, seperti salad, guacamole, smoothie, bahkan makanan penutup. Buah ini juga sering digunakan dalam diet vegan dan vegetarian sebagai pengganti mentega atau keju.

Pohon Alpukat dapat tumbuh dari mulai dataran rendah sampai dengan dataran tinggi. Namun produksi buahnya optimal di ketinggian tanam 200-1000 mdpl. Sebagian besar wilayah Desa Kedungboto ternyata memenuhi syarat tumbuh untuk budidaya Alpukat yaitu: Curah hujan yang cukup, suhu udara yang tepat, jenis tanah tanah lempung, lempung liat dan lempung endapan. keasaman tanah, dan faktor angin.

Saat ini sentra Alpukat yang sudah terkenal di Kecamatan Limbangan adalah Desa Gondang. Tidak menutup kemungkinan bahwa di desa-desa lain di sekitar Gondang termasuk Desa Kedungboto berpotensi mengembangkan Alpukat menjadi produk andalan perkebunan.

Adalah Ustadz Khoerul Umam, pendiri dan pengajar Madrasah Hidayatul Umam di Dusun Jingkol, beliau yang juga berprofesi sebagai petani berinovasi membudidayakan Alpukat di lahan pertanian miliknya. Berbekal pengalaman di bidang pertanian karena beliau dibesarkan di sentra pertanian di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Ustadz Khoerul sejak beberapa tahun lalu mulai menanam Alpukat.

Sekarang hasilnya sudah bisa dinikmati sebagai andalan pendapatan keluarga.

Selain Alpukat jenis lokal, Ustadz Khoerul juga menanam Alpukat jenis unggul antara lain Pluwang dan Aligator. Menurut penuturan beliau, harga Alpukat unggul lebih tinggi satu setengah kali lipat dibanding Alpukat lokal. Hal ini wajar saja karena ukuran buah Alpukat unggul yang jauh lebih besar dibandingkan dengan Alpukat lokal, maka prosentase daging buahnya juga lebih besar. Pada beberapa jenis, citarasa buahnya pun lebih legit dan nikmat.

Tidak hanya Alpukat, Ustadz Khoerul juga melakukan tumpangsari di sela-sela tanaman Alpukat antara lain; kopi Robusta, pepaya California, jeruk Lemon, dan berbagai tanaman rempah antara lain jahe dan sereh. Metode tumpangsari seperti itu dimaksudkan agar hasil pertanian bisa diatur dalam berbagai periodisasi harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. Dengan begitu, pengaturan keuangan pun bisa lebih mudah dan tertata lebih baik karena salah satu kunci kesuksesan bertani adalah gemi lan setiti dalam mengatur keuangan.

Namun demikian, Ustadz Khoerul menekankan bahwa tumpangsari bukan berarti segala jenis tanaman asal tanam di lahan pertanian. Pemilihan tanaman yang tepat dan cara menata tata letaknya yang baik harus diperhatikan agar mencapai hasil yang optimal, meningkatkan keseimbangan ekosistem, dan mengurangi risiko kerusakan tanaman akibat serangan hama.

Kontributor:
Ustadz Khoerul Umam, Warga Dusun Jingkol


Dipost : 21 Maret 2023 | Dilihat : 3485

Share :