Kedungboto - Potensi Desa Kedungboto (Bagian 3: Mushola di Atas Batu dan Wisata Watu Kembar)

Potensi Desa Kedungboto (Bagian 3: Mushola di Atas Batu dan Wisata Watu Kembar)

Obyek ini terletak di sudut barat daya Dusun Watu Lawang.

Mushola di atas batu terletak di belakang SDN 04 Kedungboto. Benar-benar berdiri di atas batu yang sangat besar. Mushola ini masih aktif dipergunakan sebagai sarana ibadah kaum muslimin di Dusun Watulawang, juga menjadi mushola bagi murid dan guru-guru SDN 04 Kedungboto. Karena terletak di atas batu yang sangat besar, maka untuk menuju ke mushola, jalan yang tersedia hanyalah undak-undakan yang dipahatkan di batu besar tersebut.  

Obyek ini layak dikembangkan menjadi destinasi wisata Dusun Watulawang, Desa Kedungboto.

Berikut foto Mushola di Atas Batu tahun 2014 dan tahun 2021:

Tidak jauh dari Mushola di Atas Batu, di sebelah barat terdapat gugusan batu besar berbagai bentuk. Salah satunya berbentuk seperti gerbang atau pintu. Apakah dari bentuk batu ini timbul penamaan Dusun Watulawang? Ataukah karena saking banyaknya gugus bebatuan di Dusun Watulawang, sampai ada anekdot yang menyebutkan setiap membuka pintu (Jw: lawang) akan melihat watu atau batu? 

Menurut penuturan Pak Turmadi salah seorang warga Dusun Watulawang, dalam channel Youtube Satrio Legi, itu bukan merupakan asal usul penamaan Dusun Watulawang.

Lebih lanjut dalam channel tersebut Pak Turmadi menuturkan, Dusun Watulawang bermula dari tepian sungai Kali Putih. Adalah seorang utusan dari kerajaan masa dulu, diperintahkan untuk menyusun kekuatan di wilayah ini. Di tepian sungai banyak terdapat batu-batu yang sangat besar. Beliau membuat prasasti yang berbentuk seperti pintu. Namun, utusan tersebut selalu terganggu karena aliran sungai yang ganas. Karena merasa gagal, beliau pun meninggalkan tempat tersebut.

Tak berapa lama datanglah seorang sakti yang berjuluk Simbah Wiro Tenoyo. Beliau membuat perkampungan di tepian sungai Kali Putih. Mbah Wiro Tenoyo dengan kesaktiannya berhasil menjinakkan keganasan aliran sungai. Oleh karena kesaktiannya itu, Mbah Wiro Tenoyo diberi julukan Mbah Kyai Gendung. Tatkala Mbah Wiro Tenoyo melihat prasasti batu berbentuk pintu yang ditinggalkan oleh utusan kerajaan sebelumnya, Mbah Wiro Tenoyo pun berujar, "Kelak tempat ini akan disebut sebagai Watulawang".

Masih banyak cerita-cerita yang harus digali dari para sesepuh Dusun Watulawang mengenai cikal bakal berdirinya dusun ini. 

Dari segi wisata alam, obyek ini menawarkan keunikan yang jarang dimiliki daerah lain. Di sekitar Mushola di Atas Batu dan Watu Kembar juga terdapat gugusan batu-batu besar lain yang ukurannya melebihi ukuran rumah. Pada beberapa tahun lalu obyek ini pernah ditata dengan mendirikan gasebo di puncak salah satu batu besar yang berhadapan dengan Watu Kembar. Namun sampai saat ini masih belum banyak pengunjung yang berwisata ke Watulawang.

Potensi Wisata Mushola di Atas Batu dan Watu Kembar layak dikembangkan lagi terintegrasi dengan Wisata Selo Arjuno & Bligo yang sudah eksis.

 

Kontributor:
Generasi Krupuk Gendar

 


Dipost : 17 Februari 2023 | Dilihat : 402

Share :